kepemimpinan moammar khadafy telah runtuh
Rezim pemimpin Libya, Moammar Khadafy, telah runtuh. Ini bermula dari keputusan Khadafy mengerahkan kekuatan militer untuk berperang melawan rakyat sendiri. Kekerasan melahirkan perlawanan luas dari rakyat dengan mengangkat senjata pula. Inilah kelemahan Khadafy.
Analisis kejatuhan Khadafy terungkap dari beberapa laporan intelijen, seperti diberitakan kantor berita Associated Press, Selasa (6/9). Laporan ada di kantor Dinas Intelijen di Tripoli.
Laporan intelijen mencemaskan kondisi Khadafy saat perlawanan rakyat beralih menjadi perang saudara. Para pemimpin militer di daerah pegunungan di Libya barat membangkang, tentara pro-Khadafy di Misrata kesulitan amunisi. Situasi pun berubah cepat dan setiap orang akhirnya berjuang untuk menyelamatkan diri sendiri.
Gerakan oposisi prodemokrasi menuntut Khadafy mundur dan dimulai pada 15 Februari 2011. Aksi ini dibalas Khadafy dengan pengerahan kekuatan militer untuk melawan rakyat. Oposisi pun dia cap sebagai ”pemberontak”, ”geng bersenjata”, dan ”tikus-tikus”. Menghadapi kekuatan militer Khadafy, oposisi balik mengangkat senjata pula. Inilah awal kejatuhan rezim Khadafy yang sudah berkuasa 42 tahun itu.
Ketika konflik menjadi perang saudara, kekuatan oposisi bertumbuh pesat di seluruh negeri. Benghazi tumbuh menjadi pusat kendali oposisi. Kota Misrata dan wilayah pegunungan Nafusa di barat jatuh ke oposisi. Perjuangan oposisi mencapai puncaknya setelah menguasai Tripoli, 21 Agustus, hari kejatuhan Kadafy.
Mencoba meracuni
Selama terjadi pergolakan, semua kekuatan di pusat kekuasaan Khadafy dilaporkan terfokus pada upaya mengakhiri gerakan oposisi. Hal itu misalnya bagaimana menyusupi oposisi agar kubu Khadafy bisa meracuni makanan para tokoh oposisi.
Memo dari agen domestik pro-Khadafy melaporkan, Al Qaeda ada di balik oposisi dan sekitar 4.000 tentara AS akan menyerang dari arah Mesir.
Dalam salah satu laporan intelijen, yang ditulis oleh seorang pria, disebutkan bahwa dia telah ”menyusup” ke dewan oposisi. Catatan itu diakhiri dengan tawaran untuk membunuh semua anggota Dewan Transisi Nasional (NTC). Ternyata tidak seorang pun anggota dewan terbunuh.
Satu dokumen lagi berisi draf surat Khadafy untuk Presiden AS Barack Obama. ”Sangat penting mendukung Libya untuk menyingkirkan aktivis Al Qaeda sebelum semua Afrika Utara jatuh ke tangan Osama bin Laden,” demikian draf surat itu. Laporan lain berisikan keadaan aparatur negara yang kocar-kacir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar