Presiden SBY menghimbau kepada masyarakat untuk bisa memberikan waktu kepada pemerintah untuk bekerja dengan lebih optimal tanpa ada gangguan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta semua pihak untuk memberikan kesempatan kepada pemerintah untuk bekerja menyelesaikan masalah yang dihadapi bangsa. "Jika pemerintahan ini tidak terus diganggu, maka kami bisa bekerja dengan lebih baik. Mengapa pemerintah perlu diberikan kesempatan bekerja lebih baik merampungkan? Ini karena masalah yang dihadapi kompleks," kata Presiden saat memberikan sambutan dalam pembukaan Musyawarah Nasional IX Persatuan Tarbiyah Islamiyah di Jambi, Kamis (22/9/2011) malam.
Presiden menambahkan, "Memang perlu ada ruang bagi pejabat pemerintahan untuk politik. Itu boleh saja, untuk ikut dalam aktivitas politik menuju 2014. Akan tetapi, jangan tinggalkan tugas pokok kita."
Dalam acara yang dihadiri sejumlah menteri, antara lain Menteri Agama Suryadharma Ali, Menko Kesra Agung Laksono, Mendagri Gamawan Fauzi, serta Ibu Negara Ani Yudhoyono tersebut, Presiden mempersilakan figur-figur yang akan mencalonkan diri menjadi Presiden untuk mulai menjelaskan kepada masyarakat apa yang akan dilakukan. "Saya bertekad untuk terus berikhtiar dan bekerja lebih keras agar presiden setelah saya bisa lebih sukses dan berbuat lebih baik. Bagi para sahabat yang ingin menjadi presiden 2014-2019, silakan bersiap diri, sampaikan kepada rakyat apa yang akan dilakukan nanti untuk membuat lebih baik negeri kita. Banyak nama yang beredar, mari kita doakan agar semua dapat kesempatan berkompetisi dengan baik sesuai dengan UUD, dan nanti kelak menggantikan saya memiliki prestasi yang lebih baik," ujar Presiden.
Dalam kesempatan itu, Presiden juga memastikan adanya reshuffle kabinet sebagai evaluasi tahun kedua masa pemerintahannya. "Ada kecenderungan, setiap tahun didorong dan ditekan melaksanakan reshuffle. Saya memilih untuk tidak begitu saja melayani. Ini sikap saya, ini pilihan saya untuk tidak setiap saat reshuffle. Bukan karena takut atau ragu," paparnya.
Presiden mengatakan, "Dulu dalam periode pertama, reshuffle dilakukan dengan alasan dan argumentasi yang bisa dinalar. Kalau sekadar reshuffle, ganti menteri tanpa urgensi dan alasan, saya khawatir kesinambungan dan stabilitas efektivitas kabinet terganggu. Maka dari itu, saya memilih untuk tidak setiap saat bongkar pasang kabinet dan mengganti dengan alasan tidak tepat." Dalam reshuffle yang akan dilakukan sebelum 20 Oktober 2011 tersebut, Presiden akan menempatkan orang yang tepat di posisi yang tepat.
"Saya tahu banyak yang ingin jadi menteri. Banyak yang sampaikan minatnya kepada saya, baik langsung maupun tidak langsung. Itu tidak dilarang. Namun tentu tidak baik kalau kita berpikiran bongkar habis," kata Presiden.
Menurut Presiden, "Setiap penataan kabinet mesti ada alasan, kriteria, dan aturan mainnya. Saya harus minta maaf bila nanti banyak yang kecewa kalau keinginannya tidak terpenuhi."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar